Rahim Pengganti

Bab 106 "Gara Gara Jengkol Part 2"



Bab 106 "Gara Gara Jengkol Part 2"

0Bab 106     
0

Gara gara Jengkol Part 2     

Pria itu terdiam sesaat, memikirkan apa yang baru saja dirinya lakukan. Bian segera menghentikan mobilnya, dan memeluk erat sang istri sambil mengusap kepalanya.     

"Maaf sayang maaf. Aku gak maksud buat bentak kamu, kamu jangan nangis ya. Please maaf, aku gak sengaja," ucap Bian. Pria itu tidak menyangka akan terbawa emosi. Hingga menaikan suaranya, padahal Bian tahu bagaimana perasaan sang istri saat ini.     

Cukup lama membuat Carissa tenang, wanita itu meminta suaminya untuk pulang saja, kalau sudah seperti ini maka Bian dapat pastikan Carissa ngambek. Pria itu tidak mengindahkan ucapan Caca, dirinya segera kembali menjalankan mobil dan pergi mencari warung makan yang menjual jengkol.     

Bian tidak ingin, karena jengkol anaknya nanti akan ileran. Selama hampir satu jam, keduanya mencari keberadaan penjual jengkol, hingga akhirnya Bian dan Caca belum juga menemukannya.     

"Pulang aja Mas. Aku ngantuk dan lapar," ucap Carissa. Tidak terlihat wanita hamil itu kesal atau marah tapi bagi Bian itu adalah hal yang tidak mungkin.     

"Mau makan apa?" tanya Bian.     

"Aku mau makan telur mata sapi sama kecap aja Mas. Makanya kita pulang aja ya Mas. Buruan!!"     

Bian menatap bingung ke arah istrinya kenapa keinginan sang istri begitu membuat Bian geleng geleng kepala. Jengkol, dan sekarang makan sama kecap astaga sungguh tingkah aneh ini benar benar membuat Bian harus sabar.     

Keduanya pun sampai di rumah, Caca segera meminta di buat kan telur mata sapi sesuai dengan keinginan dirinya, setelah itu dirinya nak ke atas untuk berganti pakaian.     

"Gimana dapat?" tanya Bunda Iren. Wanita itu baru saja keluar dari dalam kamar nya lalu melihat Bian yang sedang duduk di kursi ruang keluarga.     

Bian membuka mata nya dan menatap ke arah sang Bunda sembari menggelengkan kepalanya. "Gak ada Bund, mungkin karena udah sore. Jadi sangat susah cari nya," jawab Bian dengan nada rendah. Bunda Iren mengerti, meskipun dirinya belum pernah merasakan ngidam tapi dia tahu sulit nya bagi seorang ibu hamil saat keinginan nya belum terpenuhi.     

Bunda Iren segera memberitahukan apa yang terjadi, wanita paruh baya itu memberikan wejangan kepada menantu nya untuk bisa bersikap sabar dan sabar, dalam menghadapi semua yang diinginkan oleh Carissa.     

"Sudah sekarang kamu masuk ke dalam kamar sana. Istirahat, kalin belum makan, kan?" tanya bunda Iren. Bian hanya menjawab dengan anggukan kepala.     

"Biar bunda bilang bi Sumi untuk mempersiapkan makan malam kalian. Nanti besok biar bunda dan bi Susi ke pasar cari jengkol untuk Carissa," lanjutnya lagi. Bian berterima kasih kepada sang mertua, wanita yang begitu baik ingin membantunya. Terharu itu lah yang dirasakan oleh Bian, diri nya seolah melihat sosok sang Mama di dalam diri bunda Iren. Mengingat hal itu membuat, Bian terharu dan meneteskan air matanya. Namun, segera dirinya hapus supaya tidak terlihat oleh bunda Iren.     

***     

Setelah selesai mandi, dan berganti pakaian Carissa segera turun ke bawa untuk memakan peranannya tadi, di susul juga oleh Bian di belakang nya.     

Kedua nya makan dengan diam, sesuai dengan apa yang mereka makan. Sesekali Bian melirik sang istri yang begitu menikmati telur mata sapi yang di buat oleh asisten rumah tangga nya.     

"Bi!!!" panggil Caca.     

Bian lalu menatap ke arah istri nya, menunggu apa lagi yang ingin dilakukan oleh sang istri. Ternyata Caca meminta asisten rumah tangga nya untuk di buat kan lagi, telur mata sapi hal yang membuat Bian kaget adalah Caca minta langsung delapn butir. Astaga, sungguh permintaan Caca benar benar membuat setiap orang menahan nafas mereka masing masing melihat tingkah laku luar biasa dari Carissa.     

"Baik bu. Tunggu sebentar ya," jawab bi Sumi. Wanita itu langsung pergi ke dapur untuk membuat kan apa yang di inginkan oleh Caca.     

"Ibu minta di masak kan apa lagi?" tanya Susi.     

"Minta di buat kan lagi, telur mata sapi. Tapi kali ini delapan sekaligus," jawab nya. Susi terkejut, sungguh permintaan ibu hamil satu ini benar benar membuat semua orang kaget.     

Carissa sudah selesai makan, wanita hamil itu lalu duduk di sofa ruang keluarga, sembari menikmati keripik singkong yang mereka beli saat di tempat wisata kemarin.     

"Belum mau tidur?" tanya Bian. Carissa menoleh ke arah suami nya itu, lalu menggelengkan kepala nya. Dan kembali fokus dengan tayangan televisi di depan nanya saat ini.     

"Udah malam loh sayang. Kamu gak capek, seharian ini beraktivitas terus," ucap Bian lagi.     

"Aku tuh kalau tidur jadi ingat jengkol Mas. Jadi maka nya aku cari cara buat alihkan semua perhatian aku sama jengkol," jawab Carissa jujur. Mendengar jawaban itu, membuat Bian terdiam. Dia sampai melupakan hal tersebut, Caca memang seperti ini jika sudah menginginkan sesuatu maka akan sulit untuk tidur.     

Hal ini terjadi sejak, kehamilan kedua. Apapun yang diinginkan oleh nya harus segera di penuh jika tidak akan seperti ini sulit untuk tidur.     

"Sekarang tidur dulu ya, besok mas cari kan lagi makanan yang kamu mau itu ya. Jangan di pikirkan, pasti Mas Carikan untuk kamu semuanya," ucap Bian meyakinkan sang istri. Caca menganggukkan kepalanya, kedua nya saling memeluk satu dengan lain nya. Menyaksikan film mafia yang sedang viral itu, sebenarnya Bian sedikit tidak suka dengan ini karena perhatian istrinya itu selalu kepada pemeran utama pria tersebut dan hal itu benar benar membuat Bian cemburu, meskipun pria itu tahu hal seperti ini tidak mungkin terjadi.     

"Ya ampun ganteng banget, kamu harus seperti oppa Jong Ki ya nak," ucap Caca sambil mengusap perutnya, mendengar hal itu membuat Bian menatap tajam istrinya. "Gak boleh lah, dia anak aku. Masa mirip itu artis plastik, gak gak boleh pokoknya," ucap Bian. Mendengar ucapan yang terlontar dari mulut suami nya membuat Carissa berusaha menahan tawanya, di saat seperti ini Bian bisa cemburu dengan artis dalam drama Korea yang sedang dirinya tonton.     

"Iya … iya … iya nanti mirip ayah ya Nak. Padahal lebih ganteng ayah, tapi masih aja ayah cemburu sama orang lain," ujar Caca.     

Bian mengulum senyumnya, mendengar ucapan yang baru saja di lontarkan oleh sang istri. Melihat hal itu membuat Caca gemas dengan tingkah sang suami.     

***     

Pagi ini Bunda Iren dan bi Susi akan pergi ke pasar sesuai dengan ucapan mereka kemarin untuk mencari jengkol dan memasakan nya untuk Carissa yang sangat ingin.     

"Bunda mau ke mana?" tanya Caca saat melihat Iren keluar bersama Susi.     

"Ke pasar bentar. Mau cari jengkol, biar masak sendiri ajam supaya tahu kualitasnya," jawab Bunda Iren.     

Mendengar hal tersebut, membuat senyum manis terpatri indah di bibir Caca, wanita hamil itu malahan ingin ikut pergi ke pasar bersama dengan mereka. Bunda Iren hanya bisa geleng geleng kepala melihat tingkah laku Caca yang sungguh bikin orang lain takjub.     

"Let's go," ajak Caca. Mereka bertiga bersama dengan seorang supir pergi ke pasar tradisional. Yang tidak jauh dari komplek perumahan mereka, sesampainya di pasar mata Caca sudah hijau melihat sayuran dan buah buahan yang begitu segar.     

"Kamu mau makan apa. Biar sekalian kita cari, di sini kata Susi lengkap," ujar Bunda Iren.     

"Iya ibu lengkap banget. Ibu mau cari perjengkolan perpetean semuanya ada di sini. Apa lagi sayuran nya bew seger banget kan Bu," ucap Susi.     

Mereka bertiga berkeliling pasar, setiap kios yang menjual barang pasti di singgahi oleh Caca dan Bunda Iren, kedua nya sudah sering ke pasar bersama saat masih ada di panti asuhan. Hal itu juga membuat, Caca lebih nyaman berbelanja di pasar dari pada mall atau pun supermarket yang internasional.     

"Aku mau sambal jengkol, enak nya di campur udang atau cumi ya?" tanya Carissa.     

"Enak semua kok. Seafood juga bagus untuk perkembangan otak anak, ikan laut juga oke."     

Caca menganggukkan kepalanya, mereka lanjut mengelilingi tempat tempat yang ada di sana, banyak hal yang di beli oleh Caca bunda Iren hanya bisa tersenyum saja. Setelah cukup dengan semua barang yang dibeli, mereka tak langsung pulang. Carissa mengajak Bunda Iren dan Bi Susi untuk mampir ke salah satu penjual bubur ayam di depan.     

Saat masuk ke dalam pasar tadi, Caca sudah pengen memakan bubur tersebut, hingga akhirnya di sini lah mereka menikmati bubur ayam yang sudah sangat lama tidak di makan.     

"Pak sate usus sama ampelanya tambah lima masing masing ya," ucap Caca.     

"Hati hati makannya. Jangan sampai mubazir nak," perintah Bunda Iren.     

"Iya Bund. Pasti, aku tuh gak pernah lupa dengan semua ajaran yang selalu bunda beritahukan kepada kami semua dulu di panti."     

***     

"Kamu bercanda yang?!" Ucapan itu yang keluar dari mulut Bian saat mendengar permintaan yang benar benar luar biasa dari istri nya. Bian tidak tahu, harus berkata apa dirinya seperti sedang dikerjain oleh sang istri. Bagaimana tidak kaget, sehabis pulang dari pasar Carissa segera membangunkan sang suami.     

Bian diminta untuk masak jengkol sesuai dengan request yang diinginkan oleh Caca. Mendengar permintaan itu membuat kepala Bian berdenyut berat. Masak air saja Bian tidak bisa bagaimana mungkin dirinya, harus di suruh untuk mengolah sebuah bahan makanan.     

"Kamu gak mau Mas?" tanya Caca dengan nada rendah, Bian hanya bisa mendesah pasrah. Sudah tidak mungkin lagi, dirinya menolak jika istrinya itu sudah mengeluarkan nada bicara seperti ini.     

Dengan sangat terpaksa, Bian mulai masuk ke dalam dapur. Tidak ada yang boleh membantu, semuanya harus dikerjakan oleh Bian sendirian. Aroma dari jengkol membuat pria itu terbatuk batuk, rasanya saat ini pria itu ingin mengumpat.     

Dari arah meja makan, Carissa mengawasi sang suami. Sesekali, Caca mengambil potret gambar suaminya itu dari berbagai ekspresi yang menurut Caca sangat menggemaskan.     

"Gak lagi lagi, bikin Caca hamil cukup sudah cukup. Gue capek kalau ngidam nya mulu," gumam Bian dalam hati. Di kehamilan kali ini, memang banyak sekali hal aneh yang dilakukan oleh ibu hamil itu. Dan semuanya membuat Bian hanya bisa sabar menghadapi semua hal yang terjadi.     

Setelah berhasil menghancurkan dapur, akhirnya sambal jengkol dengan cumi dan udang itu selesai, dari aromanya saja sudah sangat enak. Carissa sangat bahagia saat Bian sudah menghidangkan makanan di depannya saat ini.     

"Aromanya enak banget Mas," puji Caca. Bian hanya diam, pria itu tidak yakin dengan hasil yang dirinya buat. Caca langsung menyendokan jengkol ke dalam mulutnya, wanita itu menikmati dan menutup matanya. Bian sudah pasrah jika masakannya tidak enak, ini adalah pengalaman pertama bagi dirinya membuat sambal jengkol.     

Makannya saja, Bian tidak pernah dan sekarang diminta untuk memasakannya.     

"Ini enak banget loh Mas. Astaga kamu luar biasa," ucap Caca. Wanita hamil itu meminta Bunda Iren, Susi dan juga Sumi mencicipinya. Dan mereka semua juga menguji masakan Bian memang terbaik, Bian yang tidak percaya mencobanya sendiri.     

"Ternyata gue bisa masak dan ini enak banget rasanya seperti makan daging," ucap Bian dalam hati.     

Mereka semua akhirnya makan masakan Bian, sambal jengkol itu seketika menjadi primadona karena semuanya suka memakannya.     

###     

Selamat membaca yaa. Love you guys, sehat terus buat kalian semuanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.